Mei 01, 2019

Kesadaran Dalam Keheningan

Temanku masuk rumah sakit, kondisinya tidak sadar karena serangan stroke yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak. Kudapat berita ini via whatsapp. Mengingat hubungan baik pertemanan selama ini, segera ku kunjungi Rumah Sakit tempat dia dirawat. Dalam benakku tergambar sudah, kondisinya yang tidak sadarkan diri, tergolek lemas tanpa daya.

Kumasuki ruang IGD yang pasti langsung menciutkan nyali preman segarang apapun. Mataku disajikan pemandangan di mana manusia berkuasa seperti apapun dalam hidupnya, tidak bisa lagi jumawa di ruang ini. Tubuh tergolek tidak berdaya, hidung dengan alat bantu pernafasan, selang tersogok di mulutnya untuk memaksa memasukan makanan, banyak kabel menempel di tubuh dan tersambung dengan sekotak alat elektronik yang mengeluarkan bunyi beep...beep...beep, kadang teratur kadang tidak. Dan ketika nada beep menjadi panjang tanpa jeda beeeeeeeeeeep..... Berarti tamat sudah cerita perjalanan hidup seorang manusia di dunia dan saatnya kembali kepada Sang Maha Mula.

Tapi temanku kondisinya berbeda. Kudapati istri dan dan anaknya sedang sibuk memegangi tubuhnya. Selang infus tertancap di pergelangan tangan kanannya, tangan kirinya terlihat terikat di sisi ranjang. Kakinya bolak balik mengangkat seperti hendak bangun. Tenaganya begitu kuat sampai anak dan istrinya kewalahan menyuruhnya tenang. Matanya terbuka nanar, kosong tanpa sorot cahaya. Dia tak merespon ketika kupanggil namanya, tetap sibuk meronta.

"Lho katanya gak sadar?" tanyaku pada istrinya.

"Ya begini keadaanya sejak masuk rumah sakit," jelas istrinya sambil tetap berupaya menenangkan suaminya. "Hasil CT Scan ada gumpalan darah yang menyumbat aliran darah ke otaknya. Itu yang membuat tidak sadar," lanjut sang istri menjelaskan.

Oh, jadi selama ini salah bila kita mendefinisikan kondisi tidak sadar bagi si sakit itu hanya sebatas pingsan, koma, atau kondisi lain yang merujuk kepada keadaan pasif tanpa daya. Nyatanya kondisi temanku yang aktif meronta pun dikategorikan tidak sadar. Ya..ya..ya, kukembangkan pikiranku dari apa yang kusaksikan hari ini, merefleksikannya kepada kehidupan sehari hari.

Dalam kehidupan, di tengah-tengah keaktifan kita bergerak, justru seringkali manusia kehilangan kesadaran. Ingat, kehilangan kesadaran bukan pingsan ya, tetapi kehilangan kesadaran di sini, diartikan sebagai hilangnya kesadaran bahwa hidup kita terdiri atas dua elemen yang saling berkaitan erat, antara kehidupan jasmani dan kehidupan rohani.

Marak dan hiruk pikuknya kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya, acapkali menghilangkan kesadarannya bahwa hidup rohaninya pun perlu dipenuhi kebutuhannya. Kebanyakan orang menumpuk harta dengan membangun rumah yang mewah, membeli mobil yang mahal, rekening tabungan dengan banyak nol di belakangnya, pakaian yang branded. Tidak sadar, sampai lupa bahwa untuk menghias diri hanya dapat dilakukan dengan melakukan perbuatan-perbuatan bajik kepada sesama.

Maka lihatlah, ternyata banyak orang orang di sekeliling kita yang aktif bergerak, meronta, berupaya, tapi tatapan mata (batin) nya nanar dan kosong, persis kondisinya seperti yang dialami teman saya yang terserang stroke itu. Sebaliknya, para bijak yang sadar bahwa turut aktif dalam hiruk pikuknya kehidupan belum menjamin pemenuhan kehidupan Rohaninya, maka mereka justru duduk berdiam, pasif, hanyut dalam keheningan yang justru meningkatkan kesadarannya.

Bedanya hanya yang ini tidak pakai aksesoris selang di mulut dan jarum infus di lengan, dan juga tidak ada kotak yang bunyinya beep..beep..beep, bunyi horor yang bikin susah tidur. Mereka diam, pasif larut di keheningan yang tercipta dalam banyak sebutan. Umumnya menyebut meditasi, samadhi, kontemplasi, dan yang kita kenal juga dengan nama jing zhuo.

Mereka dalam kesunyian, mencari kesadaran mengenai dari mana kita berasal, apa yang harus kita emban dan jalani dalam hidup ini, serta ke mana pada akhirnya kita harus menuju tatkala bunyi beeeppp sudah panjang dan datar.

Apapun metodenya, semua memiliki kesamaan, menciptakan keheningan di tengah keramaian, untuk mendapatkan kesadaran.

Jadi pertanyaannya, kamu yang aktif bergerak, dalam kondisi sadarkah?

Kamu... Iya, kamu... //

Hubungi Kami

Perlu bantuan mengembangkan bisnis Anda?

Banyak perusahaan masih menjalankan bisnisnya hanya berdasarkan naluri atau kemampuan yang diwarisi secara turun-temurun. Mulailah bergerak maju untuk mengembangkan bisnis Anda!

Telepon:

+62 812.2635.0879

Whatsapp:

+62 812.2635.0879

Email:

junziconsulting@gmail.com

Alamat:

Perum Griya Karang Indah Blok B5, Purwokerto

Untuk keperluan Konsultasi Online atau Tatap muka, bisa diagendakan sesuai perjanjian sebelumnya.